Kepercayaan pada kekebalan menyebar di berbagai wilayah Indonesia. ilmu tersebut banyak digunakan tokoh nasional semasa revolusi. dalam islam, kekebalan masih diragukan keberadaannya.

Peristiwa Mbah Suro tahun 1967 di Nginggil dan peristiwa Lampung adalah dua peristiwa nasional tentang kekebalan. Benarkah ada manusia tak mempan ditembak, dibacok, atau dibakar? Guru kekebalan mensyratkan dikubur hidup-hidup 3 hari untuk menjadi manusia super. Toh ia rontok kalau disabet daun kelor atau digores padi.

Sungguh fantastis. Meski peluru petugas memberondong, para perusuh itu malah maju, dan maju dan sangat dekat. Beberapa orang di antara mereka malahan berteriak, “Ayo, tembak lagi.” sambil menunjukkan peluru yang tak menembusi tubuhnya. Pertempuran berlangsung makin seru dan aneh. Akhirnya, gelap malam melilit kawasan yang rawan itu. Dalam kesunyian, beberapa orang tampak terkapar, tewas. Mereka adalah sebagian dari orang-orang yang kabarnya: tak mempan peluru. Yang lain telah mundur, menyusup ke hutan Gunung Balak. “Kebal”, kata itu kemudian melompat dari mulut ke mulut, penduduk Lampung. Apa sebenarnya yang telah terjadi? Berapa sebenarnya jumlah korban? Bentrok tentara dengan sekelompok orang — oleh pemerintah disebut “GPK Warsidi” —  memang mengagetkan. Bisa membikin orang tersedak.

Peristiwa itu telah menjadi pembicaraan hangat. Khusus persoalan “kekebalan”, Pangdam Sriwijaya Mayor Jenderal Sunardi berkata, “Ah, kebal apa. Buktinya mereka ditembak, ya, mati.” Pernyataan Pak Mayor Jenderal itu benar. Tetapi masyarakat masih meyakini bahwa Warsidi dan sejumlah anak buahnya memang mempunyai ilmu kebal. Dengar saja penuturan Bambang Saputro, tukang ojek di Way Jepara, Lampung. Ia mengaku menyaksikan dengan “mata kepala” sendiri keanehan tersebut. Dialah orangnya yang mengantar petugas ke sana. Di Talangsari, ia melihat bagaimana Kapten Sutiman, Danramil Way Jepara, menembak langsung orang-orang itu, namun, kata Bambang, “Mereka yang ditembak tidak apa-apa.” Malah kemudian Sutiman yang tewas, terhunjam anak panah.

Suprapto, Kepala SMA Muhammadiyah Sidorejo di Lampung, percaya soal kekebalan dalam kasus GPK Warsidi itu. Ia mendengarkan kisah semacam dari sejumlah saksi mata: bahwa Jamjuri (ini juga anggota GPK Warsidi) tak terlukai peluru. Padahal, Serma. Sudargo telah menembaki Jamjuri hingga peluru habis. Hasilnya hanya luka tak berarti pada kaki Jamjuri, sedang nyawa Sudargo sendiri melayang lantaran dikeroyok. Benarkah ada orang kebal? Dalam sejarah Indonesia, bertaburan kisah kekebalan. Pada perlawanan “Barisan Bambu Runcing” atau “Barisan Muslimin Temanggung” terhadap tentara NICA dan Sekutu, misalnya. Siapa pun yang terlibat pada masa itu pasti mengenal nama Kiai Subkhi.

Seorang kiai yang — menurut K.H. Muhaiminan Gunardho dari Parakan, Jawa Tengah “selalu berada di depan jika menyerang musuh.” Ketika itu, seruan takbir sahut-menyahut. Rakyat bergelombang-gelombang menyerang Belanda yang bersenjata lengkap, cuma dengan senjata bambu runcing. Tetapi toh mereka maju terus. Termasuk Kiai Subkhi yang menjadi pucuk pasukan. Kendati demikian, kiai asal Parakan, Temanggung, itu selamat.

Menurut Muhaiminan, bukan hanya Kiai Subkhi yang tidak apa-apa. Semua orang yang memegang bambu runcing — seperti Pak Kiai — memang kebal. Tentu saja senjata itu bukan sembarang bambu yang diruncingkan lalu dibawa maju perang. Melainkan bambu runcing yang sudah “diisi” atau istilah lainnya “disepuh”. Yang bertugas menyepuh adalah Kiai R. Sumomihardho, ayah Muhaiminan. Namun, sebelum bambu runcing yang bakal dipakai untuk melawan penjajah itu disepuh, pembawanya harus menghadap tiga kiai lain. Yakni K.H. Abdur Rohman, Kiai Ali, dan K.H. Subkhi. Kiai Abdur Rohman akan memberi nasi manis — nasi yang ditaburi gula putih — pada para prajurit amatiran itu. Ini bukan nasi buat mengenyangkan perut, tapi sebuah asma, yang kadang juga disebut isim. Semacam jimat yang dalam hal ini untuk kekebalan. Kiai Ali memberi asma air wani (wani = berani), yang membikin orang-orang itu menjadi berani dan tak capek-capek. Sedang Kiai Subkhi mengajarkan hafalan doa.

Bismillahi bi aunillah. Allahu ya khafidhu. Allahu Akbar. Masing-masing dibaca tiga kali, lalu menyandang bambu runcingnya. Dengan bimbingan para kiai itu, rakyat bertempur habis-habisan. Ini nampaknya peristiwa sepele. Sebab, tak tercantum dalam buku sejarah — yang memang hampir tak pernah menulis gerakan rakyat. Tetapi banyak tokoh nasional yang telah memanfaatkan jasa para kiai itu: agar memperoleh kekebalan dan keberanian dalam masa revolusi.

Tak kurang dari Jenderal Soedirman, menurut Muhaiminan, pernah datang ke Parakan guna menyepuhkan bambu runcing untuk “Palagan Ambarawa” — pertempuran di Ambarawa. Selain itu, masih ada sederetan nama lain. Misalnya Wongsonegoro (dulu Gubernur Jawa Tengah), Roeslan Abdul Gani, K.H. Wahid Hasyim, Moch. Roem, juga Kasman Singodimedjo. Kiai Muhaiminan, yang menikahi cucu Kiai Subkhi, amat berkesan dengan kekebalan cara Parakan yang banyak menyumbang jasa bagi berdirinya republik ini.

Maka, Pak Kiai pun menamai pesantren yang kini diasuhnya dengan sebutan Pondok Pesantren “Kiai Parak Bambu Runcing.” Cerita kekebalan juga memerciki peristiwa G30SPKI. Dalam kisah ini, bukan para kiai yang jadi peran utama, tapi justru dari kalangan kaum abangan PKI. Mereka yang ditumpas. Seorang yang dulu santri di pesantren daerah Kediri berkisah. Ia sempat menjadi anggota Banser Barisan Serba Guna, yang banyak membantai PKI. Satu saat ia dan kawan-kawannya berhadapan dengan orang-orang PKI yang dijejerkan untuk dieksekusi. “Saya yang mendorong orang-orang itu satu per satu,” paparnya.

Setiap orang PKI yang didorong langsung disambut dengan tebasan pedang algojo. Potongan kepala dan tubuh mereka pun mengotori aliran Sungai Brantas, menggemukkan ikan-ikan di sana. Tiba-tiba para anak muda yang tengah “menumpas” itu menjumpai keganjilan: salah seorang PKI tak mempan dibacok. “Bunyinya trang …, seperti besi yang beradu,” kata santri itu mengenang. Algojo jadi kebingungan. Sesaat kemudian ia meletakkan pedangnya. Lalu menerkam leher korban dan menggiyit tenggorokannya hingga putus. Cerita kekebalan di sekitar peristiwa 1965 terasa semakin hebat lantaran bumbu pengisahannya.

Di Bali, ada yang terpaksa dimintai baik-baik untuk melepaskan nyawanya, karena tak mempan dieksekusi. Memang ajaib. Begitu juga pada eksekusi Mbah Kahar di Pulung, Ponorogo, Jawa Timur. Daerah yang terkenal karena reog serta warok — jagoan setempat. Atau pada mitos Mbah Suro dari Nginggil, desa tepian Bengawan Solo di perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah. Banyak beredar bumbu yang membaurkan antara mimpi, dongeng, dan kenyataan yang konkret. “Mbah Kahar tidak mempan ditembak maupun dipenggal kepalanya,” kata Mislan, yang mengaku menjadi algojo Kahar. Petugas pun bingung. Lalu menyerahkan tugas itu pada Mislan. Sebab, ia juga kebal setelah “bertapa di sebuah gua”. Dengan pedangnya, ia menetak leher Mbah Kahar yang duduk bersila. Dell…, kepala putus, menggelinding sekitar lima meter. Namun, kata Mislan, ajaib. “Pelan-pelan kepala itu menyatu kembali dengan tubuhnya.”

Suasana kacau. Sebab, tak ada lagi orang setempat yang dianggap melebihi “ilmu” Mislan. Algojo itu kemudian mencoba lagi. Begitu kepala korban putus, Mislan membawa kepala itu menyeberangi sungai. Kedengarannya seperti cerita komik. Kalau cerita Mislan benar, Mbah Kahar (juga Mislan) jelas lebih hebat ketimbang Mbah Suro. Tahun 1967, Mbah Suro mencoba membangkitkan PKI. Konon, dukun itu dan pasukannya tak mempan tembakan dan bacokan, asal memakai piandel barang yang diandalkan. Yakni pakaian hitam-hitam, kolor (ikat pinggang Jawa), dan kenthes (pentungan). Setelah geger PKI, ribuan orang berdatangan ke rumah Mbah Suro, mengharap keselamatan. Maka, daerah hutan jati yang kering dan minus itu menjadi semarak. Setiap pendatang pasti membeli tiga piandel, dan minum air dari Gentong Kemiri, agar tak mempan peluru bedil.

Padahal, menurut Mbah Sumi — adik kandung Mbah Suro, semua itu akal-akalan bisnis penduduk setempat. Mbah Suro sebenarnya “hanya dukun biasa”. Kepentingan bisnis dan kepercayaan bercampur baur. Ketika ribuan orang PKI telah dibantai, para pengikut Mbah Suro masih berteriak gagah, “hidup PKI!” Anak-anak, yang berharap agar diberi uang, menjawab, “hidup!” Dengan hanya bersenjatakan kenthes, pasukan hitam-hitam itu berani menghadapi petugas yang menggerebeknya. Pertempuran pecah. Lalu Mbah Suro menyerah. Untuk keperluan eksekusi, dukun itu harus menanggalkan pakaian hitamnya dan mengganti dengan sarung hijau.

Sejenak setelah kematian Mbah Suro, cerita tentang orang kebal pun surut. Namun, rupanya mustahil pupus sama sekali. Pada kenyataannya, kisah kekebalan juga sering menjadi catatan kaki riwayat para tokoh sejarah. Masuk dalam perbincangan, tak soal, apa benar atau sekadar musik pengiring. Tak kurang dari tokoh Teuku Umar, misalnya. Masyarakat Aceh meyakini, tokoh itu tak mungkin ditembus peluru. Begitu kental keyakinan itu. Maka, konon, Belanda sampai merasa perlu membuat peluru emas buat membunuhnya. Eros Djarot juga tak menyingkirkan cerita “peluru emas” itu untuk filmnya, Tjoet Nja’ Dhien. Bung Karno, di mata pengagum fanatiknya, juga kebal. Berulangkali ia menghadapi percobaan pembunuhan, dan… lolos.

Misalnya dalam peristiwa Cikini, atau sewaktu ditembak saat sembahyang Idhul Adha. Lima puluh tahun lagi, siapa tahu cerita di sekitar percobaan pembunuhan itu tumbuh terus, berbunga-bunga. Nama lain yang dianggap memiliki keistimewaan demikian adalah Kahar Muzakar dan Supriadi. Hingga kini, sejumlah penduduk pedesaan Sulawesi Selatan sulit percaya bahwa Kahar sudah lama tewas ditembak. Mereka mengganggap, Kahar masih berkelana entah di hutan sebelah mana. Sedang Supriadi, tokoh pemberontakan Peta di Blitar, bukan hanya dianggap kebal, tapi juga bisa menghilang, raib, tanpa kembali lagi. Manusia Indonesia di masa lalu agaknya sangat akrab dengan soal kekebalan. Di Indragiri Hulu, Riau, Haji Bustami — sebelum bertobat dan menunaikan ibadah haji — mengaku pernah kebal, bisa menundukkan harimau, dan punya tenaga yang mampu untuk mengangkat seekor kerbau. “Ilmu itu saya peroleh dari orang Sakai,” ujarnya.

Sakai adalah suku terasing di Sumatera. Di Kalimantan, suku Dayak sering dibayangkan sebagai orang yang menakutkan. Bukan saja lantaran sumpit beracunnya. Tetapi juga karena ilmu-nya. Masyarakat Kajang yang bermukim di kaki Pulau Sulawesi juga dianggap mempunyai ilmu yang lebih dari sekadar kebal. Di Bali ilmu kekebalan — di sana disebut ilmu kanuragan — juga masih diperdalam. Basisnya tentu saja ajaran Hindu, dengan latihan yoga. Ketika seseorang telah mencapai puncak pemusatan, pengekangan, dan pengaturan pikiran — menurut Anak Agung Putu Suwela, 65 tahun, dari Perkumpulan Raja Yoga Kumala Bhuana, Denpasar — “semua pancaindria akan mati. Tak ada sakit, tak ada panas, tak ada dingin.” Pada tingkat itu, orang luar akan melihat ahli yoga yang demikian ini kebal senjata tajam dan api.

Mencapai tingkat itu tidak gampang. Suwela sendiri baru merasa mantap dengan yoga setelah belajar selama 24 tahun. Ketika seseorang mencapai kesempurnaan, dalam ilmu kebal versi yoga, orang bukan saja tak mempan senjata dan api, juga mampu melihat sesuatu yang bakal terjadi. Plus bisa mengobati orang sakit. Persoalannya adalah, siapa yang tahan bertahun-tahun belajar yoga? Di Bali ada pertunjukan Barong vs Rangda yang diakhiri dengan menikam Rangda bertubi-tubi, dilanjutkan dengan orang mencoba menusukkan keris ke tubuhnya. Namun, dada tak tembus, perut tak sobek. Darah tak mengalir. Lihat juga para penari “Sangyang Jaran” yang kesurupan itu. Bara api pun diinjak-injak dengan kaki telanjang sehingga butir merah memercik-mercik. Sampai sekarang masih bisa dinikmati.

Bagaimana menjelaskan semua itu? Suwela mengatakan, Barong Keris itu bisa dimainkan oleh siapa pun yang kemudian trance dan dikendalikan orang lain yang berilmu. Serupa ini adalah Kuda Lumping dari daerah sekitar Jawa Tengah dan Cirebor. Atau debus dari daerah Banten dan Minangkabau. Inilah satu sisi lain ilmu kebal: seni. Ilmu kebal juga dikejar oleh para peminat seni bela diri. Hampir semua aliran pencak silat di Indonesia meletakkan ilmu kebal atau tenaga dalam di puncak latihannya. Saat ini, sebagian besar peminat ilmu kebal adalah anggota ABRI. Ini diakui oleh para guru seperti halnya Kiai Salik di Banten atau Zen di Jepara. Mislan malah mengaku ikut menyiapkan satu batalyon marinir yang hendak bertempur di Timor Timur (lihat Bisnis Ilmu Kebal). Kepercayaan pada kekebalan menyebar di berbagai wilayah Indonesia, pada berbagai latar belakang etnis maupun agama. Ada ilmu kebal yang ber-setting sangat Jawa, ada yang sangat Dayak.

Ada yang berwajah Islam, Hindu, atau bahkan ada juga Katolik — misalnya pada anggapan bahwa Slamet Riyadi kebal karena membawa rosario (tasbih). Di Jawa, wesi kuning atau kol buntet adalah nama-nama ajimat yang sangat dicari untuk kekebalan pemiliknya. Sedang pada kalangan hitam, para maling dan perampok, aji poncosuno bumi laku keras seperti halnya aji welut putih yang bermanfaat untuk “menghilang”. Konon, bila seseorang punya poncosuno bumi, kalau dibunuh ia akan hidup lagi pada saat tubuhnya menyentuh tanah. Selain itu, cara kebal yang lebih berbau agama banyak disebut dalam berbagai buku mujarobat yang dijual di kaki-kaki lima.

Yang disebut buku-buku itu, antara lain, sepenggal ayat Quran (Surat An-Naml) yang dituliskan pada kulit kijang, lalu dibungkus dengan kulit lembu, dan dipakai untuk ikat pinggang. Para kiai juga sering memberi berbagai bentuk isim, yang semata berbahasa Arab atau campuran bahasa Jawa. Yang agak jauh dari kesan perdukunan adalah yang dipakai anggota GPK Warsidi. Seorang anggota GPK Warsidi mengungkapkan: mereka memperoleh kekebalan setelah menjalani sejumlah amalan. Di antaranya dengan i’tikaf di masjid selama 40 hari terus-menerus. Pada saat itu mereka hanya boleh makan nasi putih sepiring kecil setiap hari. Juga selalu bersalat tahajud di penghujung malam, serta membaca wirid. Adapun wirid-nya antara lain Surat Yassin ayat 89 Al-Maidah ayat 67, Al-Baqarah ayat 3, dan At-Taubah ayat 2. Dengan itu, menurut mereka, “kami betul-betul mendekatkan diri pada-Nya.”

Bila mereka lulus dari tempaan 40 hari itu, dan tidak memakan barang haram (misalnya dari duit korupsi), “karamah akan datang melindungi kami dari serangan musuh.” Kalaupun toh mati juga, begitu keyakinan mereka, itu “mati syahid”. Tak jelas, apakah ada riwayat Nabi yang dijadikan pegangan untuk soal kekebalan diri. Kalaupun ada, tentu hanyalah hadis yang masih dipertanyakan kesahihan atau keautentikannya. Nabi Muhammad pun luka dan berdarah sewaktu hijrah ke Thaif, ditimpuki batu oleh penduduk setempat. Juga pada Perang Uhud

Tags: Dugel fidiyo inu daras sta keturunan eyang salinggih pusat kanuragan cirebon cabut susuk silsilah mbah salinggih pusaka yang masih ada di gunung sawal bah salinggih eyang salinggih Gunung sawal dngn mistiknya kiai kiai di cirebon ug menumpas pki cerita mistik gunung sawal apakah benar di gunung sawal ada orng yang sedang tapa qodam mbah suro eyang salingih susuk kebal dayak keturunan eang salinggih susuk kebal banten kiai muhaiminan parakan temanggung orang cirebon di penggal kepala oleh seseorang dukun kanuragan di cirebon padepokan tenaga dalam daerah parakan temanggung itikaf di masjid parakan temanggung fropil eyang salinggih wafak yg dibacok keluar asep ketutunan euanh salinggih orang sakti temanggubg arti kata itikaf tawadhu tirakad daun binahong sekitar parakan Pencak silat tenaga dalam asmaul husna parakan tempat ruqyah cabut susuk rajah masukan mulut min ke wau lam apa kegunaanya bank goib di temanggung parakan silsilah nyi khotimah suami khadan kasro ponorogo harta karun gunung sawal beladiri di daerah parakan temanggung orang2 sakti pki brajamusti dibantai batang orang2 sakti indonesia Ilmu kebal golongan putih dilampung ilmu kebal surat annur amalan memanggil gendam barongan reog brajamusti batang brajamusti gento www padepokan suro gento com padopokAn silat tenaga dalam daerah temanggung Keajaiban sampai dipuncak gunung sawal ahli tayuh keris di temanggung Brajamusti di batang kisah pemberontakan di indonesia kanuragan cirebon batang brajamusti cerita mistik gunung sawal braja musti di batang brp jumlah jin braja musti dukun khodam di cirebon cara menggunakan khodam braja musti pengisian braja musti di lampung manusia loreng gunung syawal tempat keramat yang dapat cepat dapat jodoh di daerah temanggung jawa tengah memanggil khodam warok reog tempat2 agar cepat dapat jodoh didaerah temanggung silsilah eyang salinggih selawat adzhom rijalul raib kisah keris mistis ditimor timor Kisah mistis anggota asma ulloh lampung riwayat eyang salinggih bela diri temanggung pertempuran ruqyah brajamusti dan GPK ilmu tahan peluru warisan nenek moyang seriwijaya padepokan kejawen temanggung penglaris dagangan menurut katolik ilmu khodam sakti suku sakai orang pki sakti bela diri di parakan orang2sakti dari cirebon riwayat gunung sawal info tasbe asep jawa eyang saringgih Wanita dibacok tk mempan jumlah hodam d indonesia dukun puter giling sukma di cirebon solawat rujalul raib bi aunillah dekat jodoh susuk tenaga cirebon cerita mistis gunung sawal pertempuran khodam pusaka bela diri di temnaggung padepokan suro gento brajamusti lampung perkumpulan raja yoga sangga bhuana harta terpendam d gunung sawal mundur wapak wapak khodam mbah kyai subekhi parakan ktrunan eyang salinggih ke bawah poto banser laskar wabarik susuk dari dayak cari tempat kramat di temanggung khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon warok sakti yang masih hidup hingga 2016 cerita mistis timor ruqyah khodam pusaka cara memanggil reog izib igbal untuk usaha cepet maju penjaga gudang harta karun ambarawa patrap sekadar suku tunggal donwload apa bnr kahar muzzakar menyimpan harta karun apa itu pinggan putih menurut buku mujarobat Padepokan daerah parakan Padepokan ilmu mistik sekitar jepara peta harta karun pudak Ponorogo khodam orang yang lahir selasa kliwon orang sakti indonesia yang masih hidup kisah mistis di gunung syawal gerakan bela diri selawa kisah prajurit di hutan kisah eyang salinggih cara manggil reog amalan reog ruquah d wilayah temanggung pak Haji Bambang si pemusnah siluman video bali panuraga bntrok ma lapung poto dugel geratis Padepokan silat di temanggung mantra menyepuh keris kasiat fatihah untuk istri orang sakti yang masih hidup arti mendapat khodam kura kura hadiah dari hoki 1000 belum dikirim ustad adi tapsir iyakana budu waiya kanastain mp3 gunung kumukus sancang sembilan wajidu gpk temanggung nasab eyang salinggih mantra bila diwirid benda dari alam gaib berdatangan seperti pusaka batu mustika emas uang dll kata-kata kun fayakun bhs arab nama nama wapak pendamping minggu kliwon khodam pendamping minggu kliwon prajurit khodam yang terdat di kolor warok kyiai susuk daerah blitar orang sakti di indonesia yang masih hidup mitos orang sakti lahirnya saat kliwon tempat tempat keramat di temanggung orang sakti daerah temanggung BRAJAMUSTI SURO GENTO doa ilmu hitam rumi latihan beladiri temanggung menurut prof oemar seno istilah keadilan kasih videi ml guru agama temanggung Karuhun yg ada di temanggung jawa tengah ilmu gagak lumayung cari tempat mencari supaya cepat dapat jodoh disumedang uang balik jami al itikaf september 2016 tempat keramat di jawa yang di percaya cepat mendapatkan jodoh benarkah jodoh dtng sndri 3gp khodam reog doa jodoh dtng sndri 3gp gento kebal tayuh pusaka cara islam amalan untuk mendapatkan khodam warok Kesaksian yang itikaf di mesjid kasepuhan cirebon kata kata yang ada di cerita Kun fayakun kelahiran kliwon apakah rawan balak kelahiran kliwon apakah rawan balak CERITA MISTIS DI AMBARAWA LAMPUNG contoh ilmu tajwid ikhfa nun mati bertemu dhoo cerita sejarah eyang suro belajar pada mbah kholil bangkalan madura paranormal daerah parakan temanggung riwayat kematian mbah suro asma ulloh jepara Janda carijodoh diarea temanggung 2016 pernafasan kusus pondok peta poto dugel laskar gpk singo bangkit kisah ruqyah kekebalan rahasia syeh jaljalalut pencurian uang 10juta di kapten japa bali 2016 ruqyah para alawiyyin mayor bekang 3gp 5empat senam yoga di temanggubg pengasih samar jarak jauh mujarad cerita misteri gunung sawal Cara mengobati santet braja tempat rukyah di temanggung ml guru agama warna cahaya dalam wirid yang bisa mengalahkan GPK mahabbah penarik rezeki hizib mendatangkan uang semalam cara mengeluarkan khodam nabi sulaiman mitos gunung sawal Mentra bila sesat di hutan gunung sawal bokap ibu camat tokoh spiritul dukun paranormal cabuti alis sampai habis eyang subekhi khodam kolor warok Khodam nur buat untuk pengobtan rukiyah nabi yg lahir senin kliwon mantap suku Indonesia sakti cara menyantet orang semalem mati atau menguna nma yg dibunuh dan nama orang tua misteripesugihan diparakan temanggung jawa tengah penjaga khodam minggu kliwon Ajian warok Ponorogo kiyai mbah suro sembuhkan orang sakit Mantra memangil jincantik yang masih Abg Khodam weton Minggu Kliwon surat yasin khodamnya apa Cara memanggil kodam senin kliwon Nasab eang salinggih Ilmu semula jadi mencabut khodam orang lain Ilmu pengasih sumsel Tante ewean dg anak di bawah umur Khodam pendamping kelahiran minggu kliwon Harta karun maya com>men-tayuh cara-ijin penjaga harta karun Rajah sing gendam ilmu penggiring Katagori mbah sukro archives raku Bi ijabati halhalat Amalan silat gagak lumayung https://khodamsakti com/tag/bi-aunillah-dekat-jodoh https://khodamsakti com/tag/keturunan-eyang-salinggih ilmu cabut khodam orang lain https://khodamsakti com/tag/memanggil-khodam-warok-reog Ilmu samulajadi ilmu karuhun https://khodamsakti com/tag/apa-itu-pinggan-putih-menurut-buku-mujarobat penjaga gunungsawal kisah tentara pemberontak apa itu pinggan putih
Share:
img

Ngadimin

Team Liputan Misteri

0 Comments

    Leave A Comment

    9 + 5 =